Jumat, 06 Februari 2015

Tradisi Bali

Tradisi Layangan di Sading


Tradisi bermain layang layang atau melayangan memang sudah sangat kental di Bali, dimana pada masa lampau untuk mengisi waktu senggang selain bercengkrama kegiatan mereka juga diisi dengan melayangan.  Awal dari tradisi ini, lahir suatu tradisi saat seorang gembala bajak sawah yang mengisi waktu senggang untuk menaikkan layang-layang di tengah hamparan sawah yang luas. Dimana dikenal dengan istilah “Rare Angon” ( dalam cerita pewayangan merupakan putra dewa siwa yang berwujud anak kecil )

Saat ini ” Melayangan”  masih sering dilaksanakan oleh masyarakat bali, baik anak-anak sampai orang dewasa. Dari Bali bagian timur sampai bagian barat, bagian utara sampai bagian selatan. Kreativitas mereka tuangkan dalam berbagai wujud layang-layang baik yang bersifat tradisional maupun Layangan Kreasi Baru.
Untuk menunjang kreativitas masyarakat Bali dan promosi pariwisata Bali terutama dalam kegiatan melayangan, dalam interval waktu bulan Juli sampai bulan Agustus diadakan berbagai festival layang-layang baik yang bersifat lokal maupun internasional yaituaka Festival Layangan Internasional Padang Galak Sanur, Festival Layangan Pantai Mertasari Sanur dan terakhir di penghujung musim diadakan Festival Layangan Tanah Lot Tabanan. Dan diikuti oleh masyarakat Bali terutama oleh kelompok-kelompok Banjar yang tersebar di beberapa kabupaten yaitu Gianyar, Badung, Tabanan , dan Kodya Denpasar.Dalam festival layang layang terdapat beberapa kriteria penilaian diantaranya seni bentuknya, warnanya, suara guangan yang dihasilkan, indah gerakannya saat berada diudara dan yang terakhir ketahanan layang layang diudara.

Di Bali ada beberapa jenis layangan yaitu sebagai berikut :

0 komentar:

Posting Komentar